Diterbitkan tanggal 14 June 2016 oleh michael
Hal baru tidak secara instan diterima oleh banyak pihak begitu saja. Sama seperti masa-masa sebelumnya, perubahan teknologi dari masa ke masa membutuhkan banyak usaha untuk mencapai pengadopsian yang lebih merata. Ini juga yang turut dihadapi oleh tren komputasi awan.
Akan ada pihak-pihak yang menolak secara eksplisit maupun
terselubung tentang gagasan perusahaan untuk melakukan migrasi infrastruktur
dari on-premise ke cloud. Meskipun kita memahami bahwa keamanan bukanlah faktor
penghambat, dan keuntungan yang bisa didapat ialah penekanan biaya operasional,
juga efisiensi yang maksimal atas sumber daya yang dimiliki.
Berikut kami sadur informasi dari InfoWorld
perihal tiga jenis kepribadian seseorang yang akan menjadi penghambat laju
perusahaan dengan berbagai alasan:
1. Seseorang yang berujar “Aku benci Cloud” secara
pasif-agresif
Orang ini umumnya menghadiri semua meeting namun dengan
lengan terlipat di dada, tidak lupa dengan wajah muramnya. Biasanya mereka enggan berkomunikasi langsung,
cenderung memberikan komentar pedas dan destruktif tanpa mengetahui keuntungan yang bisa diperoleh. InfoWorld mengatakan tipe
karakter ini adalah yang terburuk!
2. Seseorang yang berkata “Aku butuh segala konsep Cloud
dijelaskan”
Karakter ini biasanya berpura-pura tidak mengetahui tentang
apapun yang didiskusikan. Orang dengan karakter tersebut hanya akan melambatkan
tempo pengambilan keputusan perusahaan dengan menyeret Anda menjelaskan hal-hal
yang berulang.
3. Seseorang yang gemar mempertanyakan bahwa komputasi awan
adalah ide baru
Orang ini cenderung tua dan kolot. Ia kerap menyuarakan bahwa komputasi awan bukanlah hal baru. Pada kenyataannya memang begitu, tetapi implementasi dan pengadopsian teknologi tentunya terus bergulir dan berinovasi. Jika secara konsep memang tidak lagi baru, komputasi awan sejatinya jauh lebih didukung dari dan oleh ekosistem IT di era ini. Ingatkan juga pada mereka kini layanan cloud hosting Indonesia saja mampu mendeliver ekspektasi terbaik dari sebuah infrastruktur IT yang terbarui.
Menyisihkan Orang-orang dengan karakter tersebut
Karakter seperti ini mungkin sering dijumpai pada perusahaan
atau organisasi yang tidak terlalu akrab dengan teknologi. Tetapi bukan berarti
perusahaan berbasis teknologi lantas tidak dihinggapi oleh orang-orang yang
demikian. Lantas bagaimana menyisihkan, atau menghadapi orang-orang dengan
karakter tersebut?
Jawabannya ialah dengan turut melibatkan mereka dengan proyek
yang berarti, namun tidak terlalu memiliki dampak signifikan kalau-kalau proyek
tersebut gagal. Harapannya ialah melihat keterlibatan dan peran serta mereka
guna memperkenalkan lantas mengubah sudut pandang dari pelajaran yang diraih.
Jika tidak berhasil dan menunjukkan perilaku yang kurag menyenangkan, maka mudah saja mengambil keputusan untuk tidak lagi menggunakan jasa mereka di perusahaan/organisasi.