Blog

Tren Cloud Computing 2023

Diterbitkan tanggal 24 January 2023 oleh Icha

Teknologi cloud computing menjadi primadona dan trendsetter baru dalam industri teknologi modern. Berdasarkan laporan dari Turing.com, dalam rentang waktu antara tahun 2010 hingga 2020, pasar cloud computing tumbuh sebesar 635 persen. Berbagai macam solusi dan layanan yang ditawarkan oleh para penyedia layanan cloud computing pun semakin beragam demi memenuhi banyaknya permintaan dari perusahaan atau organisasi yang berbondong-bondong migrasi kegiatan operasionalnya ke cloud.

Mengawali tahun 2023, tren cloud computing tidak menunjukkan tanda-tanda penurunan sebab mengadopsi komputasi awan sudah menjadi hal wajib, mengingat banyaknya keuntungan serta kemampuannya yang dapat membantu perusahaan dan organisasi tetap mempertahankan usahanya dalam kondisi perekonomian yang tidak stabil, keamanannya yang terjamin, serta fleksibilitasnya.

Berikut ini adalah 5 tren cloud computing yang dapat kita antisipasi pada tahun 2023:

1. Meningkatnya Artificial Intelligence dan Machine Learning cloud

Seiring dengan gencarnya upaya perusahaan atau organisasi untuk terus berinovasi dan meningkatkan efisiensi operasionalnya, hal ini membuat penerapan Artificial Intelligence dan Machine Learning terus bertambah menurut forbes.com. Bahkan sebagian besar ahli menilai AI dan ML sebagai teknologi yang vital untuk keberlangsungan bisnis. Namun tanpa disadari, pengadopsian AI dan ML membutuhkan ruang penyimpanan, bandwidth, keamanan yang berlapis, serta kapasitas pemrosesan yang tinggi. Dan di sinilah penyedia layanan cloud computing hadir sebagai solusi yang sangat dibutuhkan untuk penghematan biaya kebutuhan-kebutuhan tersebut.

The Future of Customer Engagement and Experience pun juga melaporkan bahwa hampir dua pertiga perusahaan-perusahaan di dunia berencana untuk berinvestasi lebih banyak dalam AI dan ML sepanjang tahun 2023. Maka dari itu, kita dapat mengantisipasi kelanjutan inovasi di bidang ini.


2.
Pendanaan terhadap keamanan dan ketangguhan cloud menjadi prioritas

Bermigrasi ke cloud tentu memberikan banyak keuntungan, baik dari segi biaya dan efisiensi. Namun, organisasi dan perusahaan akan dihadapkan pula pada beragam ancaman siber baru saat memutuskan untuk bermigrasi ke cloud, seperti software bugs, human error, dan lain-lain. Strategi keamanan yang lebih tinggi harus segera diterapkan oleh perusahaan dan organisasi demi menjaga reputasi bisnis, dan kepercayaan pelanggan.

Berdasarkan artikel dari forbes.com, pendanaan untuk menjaga keamanan siber serta peningkatan ketangguhan cloud terhadap kehilangan data hingga imbas pandemi pada bisnis secara global akan menjadi prioritas di tahun 2023. Nexttechnology.io juga memberikan pernyataan serupa bahwa intensifnya ancaman digital membuat keamanan pada cloud menjadi hal yang krusial bagi perusahaan. Walaupun demikian, ancaman resesi global yang mengintai semenjak quartal terakhir di tahun lalu juga menjadi salah satu faktor bagi para pemilik bisnis yang telah mentransformasikan kegiatan operasionalnya ke cloud untuk mencari langkah inovatif namun tetap hemat biaya pada skema keamanan siber mereka. Hal ini akan berefek pula terhadap peningkatan penyedia layanan Security as a service di tahun 2023.


3.
Desktop as a service (DaaS) untuk menunjang model kerja hybrid

Pandemi berangsur-angsur membaik dibanding awal kemunculannya di tahun 2020 lalu, dan gedung-gedung perkantoran pun sudah mulai dibuka. Namun, model kerja jarak jauh dan hybrid sudah kepalang diminati oleh para pekerja karena keinginan akan keseimbangan antara kehidupan pribadi dengan pekerjaan yang lebih sehat tapi tetap mempertahankan produktivitas di mana pun lokasinya. Dan untuk menunjang model kerja tersebut, perusahaan dan organisasi membutuhkan cloud dalam kegiatan operasional harian.

The Future of Customer Engagement and Experience memprediksi bahwa tools berbasis cloud dengan tingkat keamanan yang terjamin untuk berkomunikasi, mengadakan online meeting, hingga berbagi file antar pekerja akan menjadi preferensi bagi perusahaan dan organisasi yang menerapkan lingkungan kerja yang fleksibel ini untuk jangka panjang. Maka, permintaan terhadap layanan Desktop as a service (DaaS) diprediksi akan terus bertambah di tahun ini.


4.
Multi-cloud semakin populer

Para pemilik bisnis mulai mendiversifikasikan layanan mereka ke beberapa penyedia cloud. Strategi ini disebut dengan multi-cloud. Sebagai contoh, pada ekosistem multi-cloud perusahaan dapat menghosting aplikasi front-end website mereka di AWS, lalu menggunakan server Exchange di Microsoft Azure. Melansir dari forbes.com, multi-cloud menawarkan sejumlah keuntungan, seperti peningkatan fleksibilitas serta keamanan. Dengan multi-cloud pula, perusahaan dapat terhindar dari kegagalan operasional bisnis apabila perusahaan hanya menggunakan satu penyedia layanan cloud dan penyedia layanan cloud tersebut mengubah aplikasi yang mereka dukung atau berhenti mendukung aplikasi tertentu untuk seterusnya.

Karena setiap penyedia cloud memiliki layanan serta keunggulannya masing-masing, strategi multi-cloud dapat memberikan layanan IT yang terbaik untuk mengambil keuntungan dan memilih penyedia cloud untuk layanan tertentu berdasarkan penyedia mana yang menawarkan keuntungan yang lebih besar dengan harga yang rendah. Laporan yang dilakukan oleh kruschecompany.com menemukan bahwa 84% perusahaan menengah hingga perusahaan besar akan mengadopsi strategi multi-cloud pada tahun 2023, yang mana memposisikan multi-cloud sebagai salah satu tren dalam cloud computing tahun ini.


5.
Layanan cloud Low-Code No-Code (LCNC) makin diminati

Layanan cloud Low-Code No-Code (LCNC) memungkinkan siapa aja untuk membuat aplikasi, membangun situs web, dan merancang berbagai jenis solusi digital tanpa perlu menulis beragam kode perintah apapun ataupun memiliki background IT, seperti Figma, Airtable, Quixy, dan masih banyak lainnya. Menurut forbes.com, solusi Low-Code No-Code pun sanggup membantu developers untuk membuat aplikasi yang didukung AI dengan lebih mudah dan cepat, serta mengurangi hambatan bagi perusahaan yang ingin memanfaatkan AI dan ML.

Berdasarkan zucisystems.com, bertambahnya jumlah developers juga memberikan nilai tambah untuk perusahaan atau organisasi karena mereka dapat fokus pada fokus pada fungsionalitas aplikasi alih-alih mengkhawatirkan penulisan kode yang tanpa error di sana-sini. Banyak dari layanan Low-Code No-Code yang disediakan melalui cloud, yang mana semua pengguna dapat mengakses layanan tersebut tanpa harus memiliki infrastruktur komputasi yang kuat. Tidak mengherankan jika layanan cloud Low-Code No-Code kian digemari oleh masyarakat di tahun 2023.


Perusahaan dan organisasi sudah tidak lagi meributkan tentang manfaat dan pentingnya migrasi ke cloud, dan pengadopsian cloud ke dalam kegiatan operasional bisnis sehari-hari merevolusi perusahaan dalam menghadapi masalah-masalah yang mereka hadapi. Cloud memberikan solusi untuk perusahaan dan organisasi yang ingin memanfaatkan lebih jauh teknologi AI dan ML, memberikan keunggulan yang lebih dari kompetitor mereka, dan sebagai salah satu bentuk perlindungan pada masa gejolak ekonomi. Para penyedia layanan cloud juga akan terus memperluas layanan mereka demi mengakomodir permintaan akan cloud, serta memberikan layanan-layanan mutakhir seiring dengan perkembangan teknologi cloud yang terus tumbuh.

Tags: cloud computing, cloud, trend, Artificial Intelligence, Machine Learning cloud, Desktop as a service, Multi cloud, Low-Code No-Code, cloud service provider