Diterbitkan tanggal 30 May 2016 oleh michael
Layanan cloud computing (komputasi awan) mulai sering
diperbincangkan dalam beberapa diskusi strategis perusahaan teknologi. Divisi operasional,
marketing, sales, dan lain sebagainya lambat laun akan terkena dampak “disruptive”
cloud yang akan diadopsi. Di tengah tangan-tangan yang bertanggung jawab dan
pemahaman teknologi di zaman yang serba digital saat ini, siapakah yang paling
tepat membuat keputusan terkait cloud computing?
Dalam survei bertajuk “Enterprise
Cloud Computing Survey” oleh IDG yang dilakukan pada tahun 2015 , investasi
yang digelontorkan untuk teknologi cloud computing dikabarkan akan terus meningkat.
Dampaknya ialah para pemegang kepentingan dalam sebuah organisasi pun dituntut
untuk terus berinovasi agar tetap kompetitif pada era digital ekonomi.
Awalnya keputusan mengenai cloud computing, akrab didapuk
oleh seorang CIO (Chief Innovation Officer). Tugasnya ialah mengevaluasi dan
memilih teknologi yang tepat, berinovasi, dan memberikan solusi yang efektif.
Namun ketika semakin banyak tangan yang turut menuntut
inovasi menggunakan inisiatif sendiri, seorang CIO tak lagi memegang penuh titel
sebagai pemegang pengetahuan teknologi tertinggi.
Dalam sebuah tulisan blog dari Odin,
CIO memang dinilai memiliki pemahaman mendalam jika dihadapkan pada kasus
pengadopsian public cloud atau private cloud daripada infrastruktur on-premise,
bahkan terkadang menjadi kandidat terbaik. Jika tak memiliki seorang CIO,
umumnya CTO yang mengambil alih peran ini. Tidak melupakan fakta pula bahwa di
Indonesia sendiri titel CIO dalam perusahaan kecil-menengah atau startup kurang
populer.
Namun jika pada akhirnya belum ada pemahaman fundamental
yang kuat tentang cloud computing, suatu penyedia jasa cloud hosting contohnya, mampu memberikan
konsultasi dan saran yang berharga untuk diterima.
Sebagai penasihat yang handal dan terpercaya yang mampu menuntun bisnis Anda memasuki babak baru di awan dan dunia digital, layanan cloud hosting bisa bekerja sama dengan seorang CTO atau CIO yang memiliki peran jauh lebih kolaboratif dalam membuat suatu keputusan agar implementasinya mampu memberikan dampak positif ke berbagai lini bisnis perusahaan.