Diterbitkan tanggal 18 May 2016 oleh michael
Tren digitalisasi dapat dengan mudah diadopsi oleh industri yang bergerak di bidang jasa maupun produk virtual, tidak seperti bisnis manufaktur yang membutuhkan barang fisik sebagai komoditasnya. Namun tidak seperti sektor pada umumnya, sektor kesehatan (healthcare) teregulasi dengan ketat yang tidak bisa dengan mudah menyerap inovasi baru yang kemungkinan berbenturan dengan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan. Tidak mudah bukan berarti tidak mungkin, menurut NetworkWorld penggunaan cloud di industri kesehatan 46.7% dari 150 penyedia layanan healthcare akan meningkat untuk kepentingan operasional.
Perkiraan tersebut dikemukakan berdasarkan riset yang dilakukan oleh Healthcare Information and Management Systems Society (HIMSS) bahwa adopsi cloud untuk operasional back-office dari penyedia jasa healthcare tahun ini meningkat dua kali lipat jika dibandingkan dengan tahun lalu. Penggunaannya yang paling populer adalah untuk pertukaran informasi kesehatan (Health Information Exchange).
Dari grafik tersebut juga dapat terlihat bahwa kecenderungan
pemanfaatan cloud untuk menganalisis big data cukup besar. Jika ingin
meramalkan, layanan interaksi pasien akan memanfaatkan gagasan teknologi
Internet of Things untuk meningkatkan kualitas layanan, kesigapan, dan nilai
lebih lainnya.
Kembali ke prospek jangka pendek, pemanfaatan layanan cloud hosting dalam sektor saat ini nampaknya
tetap akan berfokus pada dukungan kinerja finansial, operasional, aplikasi SDM,
arsip data, web hosting, email hosting,
dan kelanjutan bisnis & penanggulangan bencana. Meskipun begitu, jejak
rekam pasien yang sensitif sepertinya tidak akan mengarah ke sana.
Semakin akrabnya penggunaan teknologi cloud dalam percobaannya dengan penunjang kerja seperti yang telah disebutkan, tentunya akan memudahkan transisi ketika cloud akan menjadi teknologi yang krusial untuk berkembang demi keselamatan nyawa manusia.