Diterbitkan tanggal 19 May 2016 oleh michael
Asosiasi Komputasi Awan Asia (ACCA) mengumumkan hasil studi
yang mengukur kesiapan negara-negara di wilayah Asia-Pasifik, termasuk
Indonesia, mengadopsi komputasi awan (cloud) dalam 10 parameter utama. Tren ini
juga yang menurut
riset Odin akan banyak perusahaan kecil-menengah atau startup turut
memanfaatkannya untuk fungsi berbagi file, backup dan penyimpanan, serta
akuntansi dalam jejaring.
IDC telah memprediksikan pengeluaran global untuk layanan
penyedia jasa komputasi awan akan meningkat enam kali lipat dari keseluruhan
pengeluaran Teknologi Informasi, angkanya dipatok sekitar $141 milyar (atau
nyaris senilai Rp 1.900 triliun) di tahun 2019.
ACCA dalam Cloud Readiness Index
2016 (CRI) memiliki penilaian dalam kualitas broadband, privasi dan
keamanan cyber, lingkungan regulasi pemerintah dan kebebasan informasi, dan
beberapa parameter lainnya. Secara
garis besar, negara-negara di Asia-Pasifik akan dipimpin oleh Hong Kong karena
faktor kepercayaan dan privasi yang terlindung baik di sana.
Di Indonesia sendiri tren startup kian menjamur dan
menunjukkan progres positif di berbagai sektor industri. Kesadaran bahwa
menginvestasikan infrastruktur berbasis cloud jauh lebih masuk akal dengan
segala keterbatasan startup yang umum diketahui, yakni demi meredam pengeluaran
yang lebih besar.
Kenyataannya bukan hanya startup yang memang beririsan
langsung dengan teknologi, banyak perusahaan menengah turut memanfaatkan
layanan web hosting Indonesia seperti CloudKilat untuk melebarkan sayap bisnis
mereka ke ranah online. Karena tak hanya meredam pengeluaran modal (untuk
kepentingan membangun server), pengeluaran operasional (biaya pengelolaan, SDM,
dan lain sebagainya) nyatanya turut ditekan berdasarkan penggunaan yang
disesuaikan.
Bagaimanapun, seperti yang diutarakan oleh Odin bahwa studi CRI mengilustrasikan bahwa pebisnis dan industri teknologi tidak mampu mencapai ekosistem ideal dengan sendirinya. Sebuah negara siap mengadopsi cloud secara ideal berkat dukungan komitmen pemerintah, infrastruktur yang andal, dan lingkungan bisnis yang merangkul gagasan ekonomi digital. Dua poin terakhir adalah apa yang dimiliki dan terus diupayakan oleh CloudKilat.