Diterbitkan tanggal 5 October 2016 oleh michael
Komunitas OpenSUSE Indonesia berhasil menghelat serangkaian acara akbar dalam tajuk “OpenSUSE.Asia Summit 2016” yang terdiri dari workshop, konferensi, ajang networking, dan lainnya. Acara yang digelar pada tanggal 1-2 Oktober 2016 kemarin ini memaparkan topik tentang OpenSUSE dalam adopsinya secara global, terutama di Indonesia.
Diadakan di Convention Hall UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, acara ini menghadirkan sebanyak 38 pembicara dari dalam negeri dan dari luar negeri seperti China, Jepang, yang membagikan pengalaman terkait openSUSE dan gerakan opensource dalam workshop, long talk, short talk dan lighting talk. Empat keynote speaker membawakan topik-topik yang sangat menarik untuk disimak. Pada hari pertama, Douglas DeMaio dari openSUSE Project memaparkan topik tentang openSUSE Worldwide – Progress in the making. Disambung oleh Deputi Direktur Teknologi Keamanan Informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika Riki Arif Gunawan yang mensosialisasikan penggunaan Tanda Tangan Digital dengan membawakan topik National Digital Signature: Burden or Needs.
Sedangkan pada hari kedua, Kepala Balai Tekkomdik DIY Dra. Isti Triasih memaparkan penggunaan openSUSE di bidang pendidikan melalui program ICT-EQEP pada 500 sekolah SD dan SMP di wilayah D.I. Yogyakarta. Dilanjutkan, Direktur Fasilitasi Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi Badan Ekonomi Kreatif Muhammad Neil El Himam membawakan topik tentang industri kreatif digital dan opensource.
Acara yang juga didukung oleh CloudKilat sebagai pemegang kepentingan di industri terkait di tanah air ini berhasil menggaet sekitar 478 peserta dari berbagai kota di Indonesia. Harapannya, semakin banyak individu dan kelompok-kelompok yang bertemu dan dibentuk dari ajang positif ini turut mengembangkan ekosistem opensource di Indonesia secara umum, dan OpenSUSE secara khususnya.