Diterbitkan tanggal 27 September 2017 oleh wildan
Untuk menjalankan misinya menciptakan Internet yang lebih baik, perusahaan Internet dan keamanan CloudFlare memperkenalkan sebuah fitur baru yang melindungi pengguna dari serangan distributed denial-of-service (DDoS).
Dilansir dari TechCrunch (25/9), dinamakan Unmetered Mitigation, fitur ini melindungi serangan DDoS tanpa terpengaruh besaran serangannya.
“Serangan DDoS singkatnya adalah wabah di Internet dan tidak tepat jika kami mengejutkan pelanggan dengan tagihan yang tinggi ketika mereka menjadi korban,” kata CEO CloudFlare, Matthew Prince.
Dengan Unmetered Mitigation, lanjutnya, CloudFlare memecahkan praktik surge pricing di industri ketika seseorang menjadi korban DDoS. Karena berbeda dengan kebanyakan layanan perlindungan DDoS yang lain, Unmetered Mitigation tidak membebankan biaya berdasarkan jumlah serangan yang diterima. Kini pengguna CloudFlare dapat memiliki perlindungan tidak terbatas dan tidak “terukur”.
Biasanya, serangan DDoS menyerang bandwidth atau server dari properti Internet hingga padam. Lalu layanan mitigasi DDoS akan membebankan biaya tambahan tergantung besarnya serangan, skema ini dinamakan surge pricing. Tren serangan DDoS memang dikenal semakin besar dan semakin canggih, dan ini cara CloudFlare untuk menghentikannya.
Unmetered Mitigation menjadi fitur bawaan dari setiap model berlangganan CloudFlare. Sehingga perannya menjadi fundamental dan bukan lagi opsional.
CloudFlare memiliki 117 data center, dan 15 terabit per detik kapasitas mitigasi serangan DDoS. Pihaknya adalah salah satu jaringan Internet terbesar di dunia yang memiliki kemampuan untuk menanggulangi serangan DDoS tanpa memberikan dampak signifikan pada jaringan pelanggannya.
CloudFlare juga merupakan salah satu mitra CloudKilat. Anda bisa menggunakan CloudFlare di layanan CloudKilat, karena kami sendiri berkomitmen penuh menghadirkan layanan komputasi awan terbaik demi kemajuan industri teknologi di Indonesia.