Diterbitkan tanggal 22 April 2019 oleh admin
Teknologi yang semakin berkembang membuat Chief Information Officer (CIO) menghadapi
banyak tuntutan dari mitra, pelanggan atau para karyawan. Menghadapi tugas
sebagai pusat penerimaan aspirasi dalam sebuah perusahaan, seorang CIO harus
bisa menyiasati kebutuhan-kebutuhan organisasinya termasuk dalam dunia
Teknologi Informasi (TI)
Dilansir dari Forbes, pada tahun 2018 lalu IDC mencatat
hampir setengah dari belanja TI berbasis komputasi awan akan terus meningkat
pada tahun 2019 hingga 2020.
Sangat penting bagi CIO untuk melihat komputasi awan
sebagai elemen penting dari daya saing mereka. Bukan hanya sebagai biaya yang
perlu dikelola dengan hati-hati, pada 2019, CIO harus menyeimbangkan kemampuan
teknologi komputasi awan terbaru sambil berfokus pada keamanan.
Berikut adalah 4 Tren Komputasi Awan yang Harus
Dipersiapkan oleh Para CIO di 2019
Solusi dan
Layanan Komputasi Awan akan Terus Meningkat (SaaS, Paas, IaaS) di Tahun 2019
Akan ada ledakan layanan dan solusi komputasi awan baru dan berikut adalah beberapa statistik untuk membuktikannya.
- SaaS (Software-as-a-service) atau layanan komputasi awan dalam bentuk software akan tumbuh sebanyak 18% di tahun 2020 dilansir dari Brain & Company.
- PaaS (Platform-as-a-service) layanan komputasi awan yang bisa dimanfaatkan pengguna untuk membuat aplikasinya sendiri ini tumbuh dari 36% di 2016 dan diduga akan terus meningkat sebanyak 56% dilansir dari KPMG.
- Sedangkan IaaS (Infrastructure-as-a-service) salah satu layanan komputasi awan yang menyediakan perusahaan dengan sumber daya komputasi meliputi server, jaringan, storage dan ruang data center, diperkirakan pasarnya akan mencapai $72.4 pada tahun 2020.
Melihat data-data di atas, solusi dan layanan komputasi
awan saat ini baik pada sektor publik dan swasta akan semakin berkembang pada
tahun 2019. Sehingga layanan cloud akan melihat lebih banyak organisasi
mengambil keuntungan dari kesederhanaan dan kinerja tinggi yang dijamin oleh
komputasi awan.
Komputer Quantum
Menjadi Andalan Perusahan Raksasa Mencakup Teknologi Global
Teknologi supervision mengenai komputer quantum mungkin masih
sangat jauh diharapkan. Namun dengan peristiwa yang terjadi belakangan ini
menunjukkan jika tekonologi komputer quantum sudah semakin dekat.
Dilansir dari IBM, saat ini banyak sekali persusahaan
teknologi sedang meneliti dan mulai meyediakan jasa cloud lewat teknologi komputasi
quantum. Alibaba menjadi salah satu perusahaan yang saat ini sedang meneliti
komputasi quantum yang saat ini meluncurkan layanan komputasi quantum sebesar
11 qubit yang saat ini tersedia di platform cloud komputasi quantum.
Setelah Alibaba dan IBM yang sudah mulai bergerak pada
bidang komputasi quantum, pasar ini pun akan tumbuh lebih cepat dari yang
diperkirakan. Pasar komputasi kuantum global akan bernilai $1,9 miliar pada tahun
2023, meningkat menjadi $8,0 miliar pada tahun 2027.
Banyak Usaha Bisnis
yang Memilih Menggunakan Solusi Awan Hybrid
Melakukan transisi penuh ke komputasi awan telah terbukti
memang lebih menantang daripada yang terjadi saat ini. Sehingga saat ini solusi
dan layanan hybrid cloud akan
memainkan peran penting. Dengan cloud hybrid, perusahaan dapat bertransisi ke
cloud dengan kecepatannya sendiri, dengan risiko gagal lebih kecil dan biaya
lebih rendah. Pada 2019, lebih banyak perusahaan akan memilih pendekatan
hybrid-cloud yang akan memungkinkan mereka untuk mengakses efisiensi dan
efektivitas solusi cloud.
Survei Cloud of State 2016 dari RightScale menunjukkan
bahwa bisnis yang menggunakan cloud akan mengakses setidaknya enam cloud yang
berbeda. Cloud ini dapat berupa sistem multivendor (alias AWS, IBM, Google)
atau perpaduan cloud pribadi dan publik. Dengan adopsi cloud pada puncaknya,
CIO 2019 perlu memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing cloud sebelum
membuat keputusan yang paling sesuai dengan bisnis mereka.
Persoalan Baru Masalah Keamanan Data dengan adanya General Data Protection
Regulation (GDPR)
Menurut Gartner, “Sepanjang 2020, 99% kerentanan yang dieksploitasi akan terus diketahui oleh para profesional keamanan dan TI selama setidaknya satu tahun.”
Pada 2019, perusahaan akan memiliki tugas yang sulit untuk memastikan bahwa praktik data mereka sepenuhnya memenuhi persyaratan GDPR. Didorong oleh transformasi digital, kita akan melihat semakin banyak perusahaan pindah ke cloud tahun depan, yang berarti ancaman keamanan cyber akan meningkat juga.
83% dari beban kerja perusahaan akan berada di cloud pada
tahun 2020 dan sekitar 41% dari beban kerja perusahaan akan berjalan pada platform cloud public. Sementara 22%
lainnya akan berjalan pada platform cloud hybrid.
Kepatuhan cloud berdasarkan GDPR tidak akan menjadi tugas
yang mudah. Hasil dari survei terbaru yang dilakukan oleh Commvault menunjukkan
bahwa hanya sejumlah kecil (12% dari 177 organisasi TI global yang disurvei)
yang memahami bagaimana GDPR akan memengaruhi layanan cloud mereka. Hasil ini
menimbulkan asumsi bahwa perusahaan yang menggunakan layanan cloud akan lebih
rentan.
CIO akan menghadapi lebih banyak tantangan dari sebelumnya untuk bisa bersaing dalam lingkungan teknologi yang terus berubah ini. Tren yang dijelaskan di atas adalah bidang-bidang penting di mana untuk mendedikasikan sumber daya agar mereka tetap relevan dan memastikan produk mereka tetap di depan kurva pada 2019 dan seterusnya.