Blog

Tentang Komputasi Awan Yang Menginisiasi Ekosistem Internet of Things Nasional

Diterbitkan tanggal 22 August 2016 oleh michael

Internet of Things (IoT) telah menjadi gagasan yang telah lama mewarnai dinamika ekosistem informasi dan teknologi di dunia, tak terkecuali di Indonesia. Meski pengadopsiannya belum segemerlap aplikasi mobile, solusi IoT kini mulai meramaikan industri teknologi nusantara tercermin dari banyaknya pemain yang turut mengambil peran. Namun nyatanya gema IoT tidak bergaung dengan sendirinya, komputasi awan diduga menjadi konsep yang turut menginisiasi adopsi IoT.

Firma riset Gartner menyebutkan bahwa perangkat pintar yang akan “tersambung” diprediksi mencapai setidaknya 20 milyar perangkat di seluruh dunia, pada tahun 2020 mendatang. Tetapi apa yang kurang disadari ialah bahwa pemanfaatannya kini telah hadir lebih akrab dari yang sebelumnya diperkirakan. Karena IoT tak hanya tentang perangkat yang menjadi “pintar”, tetapi juga pemindai dan komunikasi antara sesama mesin. Seperti yang dilakukan smartwatch, smartband, dan lain sebagainya.

Di Indonesia sendiri, solusi IoT menawarkan layanan monitoring kebun, memberi pakan ikan secara otomatis, hingga menjaga kualitas air dalam galon. Komunikasi antar mesin menggunakan komputasi awan, dan kepemilikan smartphone mampu memberikan jalan yang lebih nyaman bagi IoT untuk bisa diterima oleh masyarakat dengan cepat. Cloud akan berperan menjadi mediator yang akan mengkomunikasikan mesin ke mesin, juga mesin ke manusia.

Pun cloud mempermudah bagi para inovator untuk terjun ke revolusi IoT bermodalkan infrastruktur mutakhir dengan seluruh fleksibilitas yang ditawarkan olehnya, seperti yang CloudKilat selalu suarakan. Rendahnya “barriers to entry” di ekosistem baru ini sejatinya mampu dilalui oleh para penggiat startup untuk berkompetisi dengan pemain besar sekalipun dalam kesempatan dan potensi yang cenderung sama.

Menggunakan komputasi awan dengan harapan mampu berkomunikasi dengan mesin di mana pun dan kapan pun, memberi implikasi pada arus lalu lintas data yang cukup padat. Faktanya, ada informasi yang dapat digali dari skenario tersebut untuk dianalisis demi membantu perusahaan mengambil keputusan strategis.

“Pada dasarnya, komputasi awan dapat dimanfaatkan untuk banyak hal. Dalam kasus IoT, terutama di Indonesia, CloudKilat memiliki infrastruktur yang lebih dari sekedar cukup untuk memfasilitasi ide-ide segar, baru, dan inonatif yang cemerlang dari para penggiat lokal,” ucap Dondy Bappedyanto, CEO Infinys System Indonesia, perusahaan yang menaungi layanan komputasi awan CloudKilat.

Melihat tren IoT, CloudKilat memang telah menjadi segelintir dari penyedia layanan komputasi awan di Indonesia yang dinilai telah siap menjadi tulang punggung di masa-masa mendatang dengan menawarkan platform dan kemudahaan bagi pengguna untuk mengakses layanan komputasi awan.

Perihal hambatan dan tantangan IoT di dalam negeri, Dondy menjelaskan, “Industri teknologi memberikan dinamika bisnis yang cenderung cepat. Kami tidak dapat memprediksi hingga sejauh mana tren IoT nantinya akan hadir, namun kami bisa mengantisipasi dengan menjanjikan teknologi yang layak untuk entry-level. Jika prospeknya baik, kami rasa CloudKilat sangat mungkin untuk menyesuaikan diri.”

Tags: internet of things, iot, cloudkilat, dondy bappedyanto, cloud computing