Blog

​Momentum Komputasi Awan Mengikuti Arus Fintech

Diterbitkan tanggal 14 November 2017 oleh lich

Pasar fintech semakin membara di Indonesia. Bank Indonesia sempat mendefinisikannya sebagai fenomena yang menggabungkan sebuah teknologi dengan fitur finansial yang mentransformasi model bisnis dan mempermudah pengadopsian layanan keuangan, di mana perbankan sulit mengaksesnya.

Data menurut Asosasi Fintech Indonesia mengatakan sepanjang tahun 2015-2016 pertumbuhan pemain fintech di tanah air mencapai 78%. Belum lagi jika kita mendengar berapa banyak startup fintech yang menerima pendanaan di sepanjang tahun 2017 ini.

Bagaimana sejatinya sebuah startup fintech yang hanya terdiri dari beberapa orang saja, sanggup melakukan penetrasi pasar yang tak mampu terjangkau oleh perbankan konvensional?

Jawaban tersebut ada di dalam kultur sebuah startup fintech itu sendiri. Karena nyaris 99% startup digital mengadopsi komputasi awan yang menawarkan daya komputasi virtual dan ruang penyimpanan tak terhingga, tanpa memerlukan investasi besar.

Hasilnya, para bisnis yang terlahir berkat teknologi komputasi awan ini mampu membangun dan menyesuaikan penawaran produknya berdasarkan permintaan pasar secara real-time. Kegesitan ini yang menjadikan mereka lebih fleksibel saat berkompetisi dengan institusi keuangan besar yang biasanya terikat oleh regulasi dan birokrasi teknis yang ada.

Masyarakat dewasa ini mengidamkan sebuah layanan yang mandiri, tanpa gesekan, dan mengizinkan mereka mendapatkan yang mereka inginkan dengan cepat. Entah itu memesan taksi, check-in di bandara, membayar belanja, hingga memesan hotel dadakan. Apapun kasusnya, dua keuntungan yang sama-sama ditawarkan fintech dan komputasi awan ialah: kalkulasi harga dan fleksiblitasnya.

(Baca juga:Pentingnya Layanan Komputasi Awan Bagi Kelangsungan Bisnis Anda)

Di lingkungan bisnis modern yang memiliki karakteristik mode pembayaran cepat, laporan dan analisis real-time adalah hal yang sangat penting. Virtual server yang dapat diakses dengan mudah guna memproses data sangat krusial untuk sebuah startup fintech menjalankan operasionalnya. Penyedia layanan komputasi awan seperti CloudKilat sendiri menawarkan solusi sebuah tampilan dashboard yang mampu memberikan pratinjau dari keadaan servernya di awan.

Memanfaatkan komputasi awan dengan maksimal, beberapa startup fintech juga mewujud menjadi penyedia layanan SDM (human-resource) atau akuntansi berbasiskan komputasi awan. Sebut saja Jojonomic, Jurnal.id, dan lain sebagainya.

Para penggiat fintech memahami manfaat-manfaat komputasi awan dengan baik: kecepatan, fleksibilitas, peluncuran produk ke pasar, penekanan biaya, dan tentunya juga mitigasi resiko keamanan. Dan seperti teknologi lainnya, fintech juga terancam oleh segala jenis kejahatan cyber karena data finansial adalah hal yang sensitif.

Sementara urusan keamanan menjadi perhatian masing-masing pemain fintech, tetapi ada kepercayaan diri dari perlindungan yang ditawarkan penyedia layanan komputasi awan itu sendiri.

Seperti apa yang ditawarkan oleh CloudKilat, tak hanya memiliki keamanan dan ketangguhan di tingkat infrastrukturnya, tetapi juga di pelayanan 24/7 yang selalu responsif untuk para pelanggannya. Komitmen keamanan ini yang menjadikan para pemain fintech dapat fokus ke produknya.

Tags: blog, fintech