Blog

Mitos Komputasi Awan Yang Umum Ditemui

Diterbitkan tanggal 1 June 2016 oleh michael

Cloud computing atau komputasi awan sejatinya bukanlah gagasan teknologi baru. Pada tahun 1961, John McCarthy telah menggagas konsep utility computing. Konsep ini merupakan ide untuk menyewakan resource komputasi atau bahkan aplikasi melalui teknologi time-sharing. Meskipun demikian, tidak sedikit orang yang masih belum memahami konsep komputasi awan dan mempercayai hal-hal yang belum sepenuhnya terbukti benar. Semoga penjabaran berikut ini sedikit banyak memberikan pemahaman tambahan bagi Anda para pembaca:

Cloud tidak aman

Mitos ini memang menjadi yang paling sering dipertanyakan mengingat keamanan cyber merupakan suatu hal yang esensial. Faktanya perangkat keras untuk menjalankan komputasi awan tidak mudah diakses begitu saja, data center terjaga dengan ketat, juga terdiri dari berbagai tempat (colocated). Sementara maintenance aplikasi dan mesin virtualnya biasa dilakukan secara remote (dari jarak jauh).

Beberapa waktu lalu, National Technology Officer Microsoft Indonesia Tony Seno mengatakan bahwa di Indonesia juga telah mengimplementasi standar keamanan ISO 27017 dan 27018 tentang keamanan teknologi cloud. Ia juga berpendapat bahwa mitos bahwa cloud cenderung rentang keamanannya merupakan hal yang tidak benar.

“Cloud tidak aman itu gak ada dasarnya. Penyedia jasa layanan cloud bahkan tidak berhak mengakses data kliennya,” ucapnya.

Tidak perlu maintenance cloud Anda lagi

Tympani Inc menyebutkan dalam tulisan blognya tentang mitos bahwa pengguna tak perlu lagi melakukan maintenance dan pengecekan secara berkala. Faktanya tanggung jawab atas keamanan dan kesehatan data merupakan sepenuhnya milik klien, bukan penyedia layanan komputasi awan. Namun memang mayoritas penyedia layanan cloud hosting melakukan maintenance, tetapi hanya dalam lingkup perangkat keras, daya, dan lainnya yang sama sekali tidak berkaitan dengan aplikasi di dalamnya.

Untuk mengklarifikasi dan pembaruan keamanan infrastruktur dari hari ke hari, CloudKilat sendiri tidak keberatan untuk memberikan konsultasi dan melayani keluhan para pelanggannya.

Cloud tidak terjangkau harganya

Di era digital seperti saat ini, cloud merupakan solusi yang paling masuk akal dan selaras dengan semangat efisiensi. Perusahaan dan organisasi dari berbagai skala dapat memanfaatkan cloud yang pengadopsiannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan tanpa ada sumber daya yang sia-sia.

Seperti yang DailySocial pernah tuliskan, “Tidak ada aset dan depresiasi yang perlu diurusi. Anggap saja seperti pembayaran bulanan yang rutin dikeluarkan, seperti halnya layanan listrik, air, atau telepon. Tidak perlu pusing dengan pembaruan teknologi ataupun bagaimana membuang perangkat yang sudah usang.”

Tags: cloud hosting, cloud computing, mitos, salah kaprah, total cost of ownership