Blog

Containerd, Solusi Kontainer Open-source Dari Docker

Diterbitkan tanggal 19 December 2016 oleh michael

Perusahaan pengembang teknologi kontainer (container) di sebuah layanan komputasi awan bernama Docker kini telah menawarkan sebuah solusi bernama Containerd (dibaca: kontainer-di). Containerd merupakan serangkaian komponen dasar untuk menjalankan kontainer sebagai bagian dari proyek terbuka (open project).

Dalam siaran resminya yang dimuat oleh TechCrunch (14/12), Containerd berfungsi mesin penggerak kontainer utama Docker yang mengeksekusi sekaligus mengawasi komponen-komponen yang bekerja di dalamnya. Containerd diungkapkan mampu menawarkan “solusi kontainer terbuka, stabil, dan elastis untuk mengembangkan produk berbasis non-Docker”.

Dalam gagasan mulia ini, pemain besar penyedia layanan komputasi awan dunia seperti Alibaba, AWS, Google, IBM, dan Microsoft, turut menandatangani kontrak kerjasama untuk membantu mengembangkannya lebih lanjut.

CloudKilat sebagai penyedia layanan komputasi awan terdepan di Indonesia pun telah menyediakan teknologi kontainer dari Docker yang tersemat dalam solusi PaaS bernama Kilat Iron. Kilat Iron ialah sebuah solusi PaaS (Platform as a Service) yang terintegrasi dengan IaaS (Infrastructure as a Service) untuk menjalankan dan mengotomatisasi horizontal dan vertical scaling aplikasi di cloud server Anda. Berbeda dengan layanan virtual machine umum seperti Kilat VM yang terbatas dalam proses konfigurasi spesifikasi infrastruktur, Kilat Iron memungkinkan Anda untuk merancang topologi arsitektur yang ingin digunakan. Skema ini juga mengizinkan Anda untuk memilih bahasa pemrograman, aplikasi server, basis data, load-balancing, SSL, dan elemen lainnya.

Lebih lanjut tentang rencana Docker, pihaknya belum memutuskan lebih detil tentang yayasan yang akan menaungi proyek ini. Dikabarkan inisiatif ini akan mencari “foundation” yang lebih netral di kuartal pertama tahun 2017.

CTO Docker Solomon Hykes mengatakan skema ini sangatlah berarti karena tingginya permintaan dari komunitas pengguna Docker untuk “melebarkan” perkembangannya lantas menjadikannya terbuka untuk komunitas. Docker pun mendengar permintaan tersebut, meski tidak mudah dikarenakan kompleksitas teknis yang ada, saat ini bisa dilakukan dengan cara menjalankan berbagai komponen di platform secara modular saja.