Blog

​Bagaimana Cara Perusahaan Menangani Proses Kerja Cloud Secara Benar

Diterbitkan tanggal 22 April 2019 oleh admin

Budaya kerap kali menjadi halangan bagi perusahaan untuk mengadopsi teknologi cloud. Hal itu dikatakan oleh David Linthicum, seorang pakar komputasi awan dikutip dari infoworld.com. Salah satu faktor yang sulit untuk membuat cloud berjalan dengan sempurna yaitu mengubah budaya yang biasa dikerjakan untuk beradaptasi dengan teknologi cloud itu sendiri. Dalam beberapa kasus, mengubah hal itu dapat dikatakan mustahil.

Sangat penting untuk memahami budaya perusahaan masing-masing dan perubahan apa yang perlu dilakukan saat sedang mengoperasikan penerapan cloud computing. Tim penulis dari IBM setuju dengan David mengenai hal ini. Dalam rilis terbaru mereka, The Cloud Adoption Playbook, ada beberapa hal yang yang sudah banyak diketahui permasalahan apa saja itu.

“Banyak perusahaan mengadopsi komputasi awan untuk mendukung inovasi dan perubahan secara cepat. Namun, perusahaan-perusahaan itu banyak yang tidak memahami perubahan budaya mendasar yang diperlukan untuk membuat adopsi ini berfungsi untuk jangka panjang.”

Sehingga banyak orang yang mengabaikan jika perubahan budaya itu menciptakan budaya tersendiri yang justru akan sulit ditelusuri saat mengadopsi cloud computing.

David juga mengatakan sering memikirkan perkataan Jack Nicholson di film A Few Good Men, ketika menyatakan, “Anda tidak bisa mengganti ‘kebenaran!’ (Cloud)” dan Anda memiliki cukup banyak pesan hari ini untuk perusahaan yang berharap bahwa mereka sudah melampaui budaya pada umumnya, padahal budaya yang saat ini dijalani masih belum betul .

Mungkin banyak orang merasa masalah ini biasa-biasa saja, namun tidak dengan David, masalahnya akan muncul ketika seorang teknisi berpengalaman seperti dirinya yang biasa menerapkan teknologi baru, termasuk komputasi awan melihat sebuah budaya cloud computing yang salah. Dikarenakan teknologi internet terbarukan setiap saat para teknologi, seorang ahli teknologi perlu mempelajari keterampilannya terus menerus.

Ada dua pendekatan dasar yang tampaknya paling berhasil. Dalam kedua kasus, kebenaran pahit adalah bahwa banyak para ahli teknologi tidak dapat membuat perubahan ke komputasi awan tanpa mengubah orang yang bertanggung jawab untuk membuat komputasi awan sukses. Mereka perlu belajar bagaimana “menangani cloud.” Pertanyaan sebenarnya adalah bagaimana mereka mendapatkannya di sana.

Buat kesempatan dan mereka akan datang

Meskipun ini adalah pendekatan yang paling berisiko, ini memungkinkan para IT membuktikan kesuksesannya. Maka orang cenderung berbaris di belakangnya. Contohnya adalah 500 aplikasi pertama yang dimigrasi ke cloud lebih murah untuk dioperasikan, lebih aman, dan jauh lebih mudah bagi karyawan dan pelanggan untuk mengakses dan menggunakannya.

Ketika pendekatan ini berhasil, berarti IT telah membuktikan komputasi awan di benak orang-orang bisa membawa perubahan. Kecil kemungkinan bagi mereka akan mendorong keberhasilan itu mereka bahkan dapat berubah untuk mendapatkan kepercayaan penuh.

Risikonya adalah jika para IT tidak berhasil pertama kali, akan ada banyak orang yang mengira bahwa teknologi cloud tidak semaju yang dibayangkan.

Bekerja dengan tim dengan visi yang sama yaitu mengubah budaya sebelum menggunakan komputasi awan

Pendekatan ini adalah yang paling mahal, karena setiap seorang IT harus membelanjakan uangnya untuk konsultan luar. Mereka dituntut menambahkan banyak pelatihan, dan biasanya memperlambat implementasi komputasi awan karena budaya perlahan berubah. Kelemahannya adalah biaya, tetapi sisi baiknya adalah komputasi awan akan selalu berfungsi.

Tags: Cloud Computing, Komputasi Awan, Teknologi Informasi, Cloud, Bisnis